Remaja 'Cenderung Labil'
Seperti judul yang
tertulis di atas, sekarang kita akan membahas beberapa hal seputar remaja. Dan salah
satu poin utama yang akan kita ulas adalah tentang remaja yang cenderung labil.
Memang tidak bisa
dipungkiri, saat kita mendengar kata ‘ababil’ atau kepanjangan dari ‘ABG labil’,
ya memang begitu. Kebanyakan remaja mengalami kesulitan untuk mengendalikan
emosinya. Terkadang mereka sangat senang, tiba-tiba menjadi murung. Hal sekecil
apa pun berkemungkinan untuk mempengaruhi mood mereka. Saat hal kecil mampu
membuat mereka nyaman, maka mereka akan senang. Tapi sekali ada sesuatu yang
kurang mereka sukai, emosi yang tak labil akan mudah marah.
Sedikit ulasan tentang
garis besarnya. Sekarang kita bahas mengenai beberapa hal yang biasanya membuat
remaja mudah marah. Yang pertama adalah saat ada hal yang menghambat gerakan
mereka. Bahkan aturan sekolah pun bisa membuat remaja merasa bosan. Saat mereka
harus mengikuti semua tata tertib, saat harus mengerjakan tugas dan saat harus
melakukan kegiatan bersih-bersih sekolah. Beberapa dari mereka sering merasa
terbebani dengan kewajiban-kewajiban yang harus mereka lakukan karena mereka sendiri
belum bisa mencerna dengan baik apa tujuan dari semua hal itu.
Saat orang dewasa
berusaha menasehati mereka, kadang mereka mencernanya sebagai larangan atau
omelan. Di sinilah saatnya bagi orang dewasa untuk menempatkan diri sebaik
mungkin. Satu hal yang perlu mereka ketahui, remaja kurang senang saat
mendengar seseorang menasihati mereka panjang lebar, apalagi dengan
kalimat-kalimat orang dewasa yang cenderung menyalahkan. Orang dewasa harus
mengerti suasana hati mereka. Nasihati mereka dengan cara yang halus dan
menyenangkan. Mungkin bisa sambil ngobrol, dan usahakan agar suasana tidak
terlalu menegangkan. Dengan atmosfer yang menyenangkan, para remaja
memungkinkan dirinya untuk menerima semua nasihat dari orang dewasa. Pada dasarnya,
di sini orang dewasa harus bisa menjadi orang yang menyenangkan.
Beberapa remaja
cenderung suka menyendiri saat memiliki masalah. Walau pun mereka nampak
baik-baik saja saat harus menghadapi masalah mereka, seharusnya sebagai
orangtua atau kerabat terdekat mereka, jangan membiarkan mereka memendamnya
sendiri. saat remaja sangat suka menyendiri, sebenarnya saat itulah mereka berfikir
bahwa tidak ada lagi orang yang bisa membantu mereka. Berilah sedikit
perhatian. Setidaknya cobalah untuk mengerti apa yang sedang dihadapi mereka. Saat
mereka sudah mulai mau menceritakan masalah mereka, cobalah untuk membantunya. Karena
sebenarnya remaja membutuhkan perhatian lebih daripada seorang anak-anak.
Remaja sangat mudah
mengambil kesimpulan terhadap suatu hal. Saat mereka melihat sesuatu yang bisa
membuat mereka senang, maka mereka akan menganggap hal tersebut sebagai sesuatu
yang baik baginya. Tapi begitu seorang remaja menganggap sesuatu sebagai hal
yang menghambat mereka, maka mereka akan menjadikan hal tersebut sebagai
musuhnya.
Dan inilah yang
terakhir. Pesan untuk para remaja. Hendaknya kita semua, termasuk saya, bisa
menjadikan apapun yang ada di hadapan kita sebagai pelajaran. Saat kita melihat
sesuatu yang bisa merugikan orang lain dan diri kita sendiri, cobalah untuk
menghindarinya. Saat ada sesuatu yang bisa menjadikan kita sebagai pribadi yang
baik, cobalah untuk melakukannya. Karena pada dasarnya apa yang akan melekat di
dalam diri kita adalah timbal balik dari apa yang kita lakukan. Sedini mungkin
kita harus mengontrol emosi, karena setiap kebiasaan yang kita lakukan di masa
remaja akan berkemungkinan besar terbawa hingga kita dewasa.
0 comments:
Silakan tinggalkan komentar. Boleh kritik, saran atau apapun.. Jangan lupa untuk selalu menggunakan kata-kata yang santun. Terima kasih.